Untuk Muslimah


Pernah suatu ketika,sebelum kewafatan baginda,sahabat bertanyakan kepada Rasulullah.
Berwasiat-lah kepada kami".
Antara perkara yang diwasiatkan,"berpesan-lah kepada wanita dengan kebaikan".

Para wanita sekalian,ramai sungguh dari kalangan kalian yang menjadikan penyanyi,penghibur dan pemuja hawa nafsu sebagai idola.
Ramai sungguh dari kalian yang mencabut perasaan malu anugerah Illahi pada tempat-tempat yang tidak sepatutnya.
Ramai sungguh dari kalian yang tidak menyedari akan perihal ini,sedangkan kalian-lah penyambung keturunan manusia.Baik kalian,baik-lah manusia.

Wahai para wanita,remaja,adik-adik,sahabat-sahabat yang sudi meluangkan masa membaca,teringin sekali saya untuk berkongsi kisah ini dengan kalian.
Kisah seorang wanita yang tidak pernah seketika merasai nikmat kehidupan yang berlebihan.
Yang tidak pernah terlepas beribadah kepada Yang Maha Kuasa.
Yang sepatutnya menjadi ikutan para muslimah,akhawat,banat pada hari ini.
Dia hanya wanita biasa.
Tapi,imannya luar biasa.

************

Dia membesar dalam suasana kesusahan.Bondanya pergi ketika usianya terlalu muda dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu.Sejak itu,dialah yang mengambil alih tugas menguruskan rumahtangga seperti memasak,mencuci,mengemas rumah dan menguruskan keperluan keluarganya. 

Dibalik kesibukan itu,dia juga adalah seorang yang paling kuat beribadah.Keletihan yang ditanggung akibat seharian bekerja menggantikan tugas ibunya yang telah pergi itu,tidak menghalang dia daripada bermunajat dan beribadah kepada Allah SWT.Malam- malam yang dilalui,diisi dengan tahajjud,zikir dan siangnya pula dengan bersembahyang,berpuasa dan membaca al-Quran.Setiap hari,suara halusnyamengalunkan irama Al Quran. 

Umurnya sudah mencapai 18 tahun.Dia dikahwinkan dengan pemuda yang sangat miskin hidupnya.Lantaran kemiskinan itu,untuk membayar mas kahwin pun suaminya tidak mampu,lalu dibantu oleh ayahandanya sendiri.Setelah berkahwin,kehidupannya berjalan dalam suasana yang amat sederhana,gigih dan penuh ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.Suaminya yang digelar "Singa Allah",merupakan orang kepercayaan Ayahandanya yang diamanahkan untuk berada di barisan hadapan dalam pasukan Islam.Lalu,sering-lah dia ditinggalkan oleh suaminya untuk pergi berperang berbulan-bulan lamanya.Namun dia tetap redha dengan suaminya (isteri mana yang tidak mengharapkan belaian mesra daripada seorang suami).Namun bagi dia,saat berjauhan dengan suami adalah satu
kesempatan berdampingan dengan Allah SWT untuk mencari kasih-Nya.(Subhanallah!)

Sepanjang suaminya keluar berperang,hanya anak-anak yang masih kecil menjadi temannya.Nafkah untuk dirinya dan 5 orang anaknya Hassan, Hussin,Muhsin, Zainab dan Umi Kalsum diusahakannya sendiri. Untuk mendapatkan air,dia perlu berjalan sejauh hampir dua batu,kemudian mencedoknya dari perigi yang berkedalaman 40 hasta,di tengah bahang mentari padang pasir yang terik.Kadangkala dia berlapar sepanjang hari.Sering pula dia berpuasa dan tubuhnya sangat kurus hingga menampakkan tulang di dadanya. 

Pernah suatu hari, sedang dia tekun bekerja di sisi batu pengisar gandum,Ayahandanya datang berkunjung ke rumahnya.Dia yang amat keletihan ketika itu menceritakan keperitan hidupnya itu kepada Ayahandanya.Betapa dirinya teruk bekerja,mengisar tepung,mengangkat air,memasak serta melayan anak-anak.Dia berharap agar Ayahandanya dapat menyampaikan luahan hatinya kepada suaminya,mungkin boleh disediakan untuknya seorang pembantu rumah.Ayahandanya merasa pilu terhadap penanggungan anakandanya itu.Namun ayahnya tahu, sesungguhnya Allah memang menghendakkan kesusahan bagi hamba-Nya sewaktu di dunia untuk membeli
kesenangan di akhirat.Mereka yang rela bersusah payah dengan ujian di dunia demi mengharapkan keredhaan-Nya, mereka inilah yang mendapat tempat di sisi-Nya. 

Ayahandanya memujuknya sambil memberikan harapan dengan janji-janji Allah.Ayahnya mengajarkan zikir,tahmid dan takbir yang apabila diamalkan,segala penanggungan dan bebanan hidup akan terasa ringan.Ketaatannya kepada
suaminya menyebabkan Allah S.W.T mengangkat darjatnya.Dia tidak pernah mengeluh dengan kekurangan dan kemiskinan keluarganya.Tidak juga dia meminta-minta hingga menyusahkan suaminya. 

Namun begitu,kemiskinan tidak menghilang dia untuk selalu bersedekah.Dia tidak sanggup untuk kenyang "sendiri-sendiri" jika ada orang lainyang kelaparan. Dia tidak rela hidup senang dikala orang lain menderita.Bahkan dia tidak pernah membiarkan pengemis melangkah dari pintu rumahnya tanpa memberikan sesuatu meskipun dirinya sendiri kelaparan. Allah Maha Berkuasa menyatukan dia dan suaminya yang turut sama memiliki sifat murah hati sehingga digelar sebagai 'Bapa kepada janda dan anak yatim' di Madinah lantaran sifatnya yang pemurah. 

Namun,pernah suatu hari,dia telah menyebabkan suaminya tersentuh hati dengan kata-katanya.Menyedari kesilapannya,dia segera meminta maaf berulang kali.Apabila dilihat air muka suaminya tidak juga berubah,lalu dia berlari-lari anak mengelilingi suaminya,sambil merayu-rayu memohon dimaafkan.Melihatkan aksi dia itu, tersenyumlah suaminya lantas memaafkannya. 

"Kalau-lah dikala itu engkau mati sedang suamimu tidak memaafkanmu,nescaya aku tidak akan menyembahyangkan jenazahmu." Ayahandanya memberi amaran kepada puterinya itu apabila perkara itu sampai ke pengetahuan ayahnya.Allah mengangkat kedudukan suami sebagai pemimpin kepada isteri.Betapa seorang isteri itu perlu berhati-hati dan sangat berhalus di saat berdepan dengan suami.Apa yang dilakukannya bukan-lah disengajakan.Apatah lagi,merungut-rungut,marah-marah, meninggikan suara,bermasam muka,merajuk atau lain-lain karenah yang menyusahkan suaminya.

Dia juga turut bersama Ayahandanya semasa peristiwa penawanan Kota Makkah dan ketika ayahandanya mengerjakan 'Haji Wida' pada akhir tahun 11 Hijrah.Dalam perjalanan haji terakhir ini Ayahandanya telah jatuh
sakit.Dia tetap di sisi ayahandanya.Ketika itu Ayahandanya membisikkan sesuatu ke telinganya,"Ayahmu telah diberi pilihan antara kehidupan di dunia dengan menghadap Allah.Lalu dia telah memilih untuk menghadap tuhannya",yang membuatkannya menangis.Kemudian Ayahandanya membisikkan sesuatu lagi,yang membuatkannya tersenyum.Benar-lah kata-kata ayahandanya,dia meninggal dunia enam bulan setelah kewafatan Ayahandanya,diusia 28 tahun dan dimakamkan di Perkuburan Baqi', Madinah. 

***************

Namanya harum tercatat dalam al-Quran,disusah-susahkan hidupnya oleh Allah SWT.
Sengaja dibuat begitu oleh Allah kerana Dia tahu bahawa dengan kesusahan itu,hamba-Nya akan lebih hampir kepada-Nya.
Dengan kesusahan-kesusahan itulah dia dididik oleh Allah untuk sentiasa merasa sabar,redha,takut dengan dosa dan tawadhuk (merendah diri).
Ujian-ujian itulah yang sangat mendidiknya agar bertaqwa kepada Allah SWT.

**************
sekali lagi,"bersusah-susah-lah,sesungguhnya nikmat dunia tidak akan kekal".

Saya cinta nabi.
Jadi,saya laksanakan apa yang nabi pinta.
Allah,Rasul dan anda-lah menjadi saksi.
Anda cinta nabi?
Jom,olah langkah!